7:31 PM
0
Layang-layang dikenal dengan bahasa sederhana "Layangan" dalam bahasa daerah Muna disebut "Kaghati", terbuat dari bahan-bahan sederhana. Bahan-bahan tersebut dibentuk dan dipasang sedemikian rupa sampai akhirnya menjadi sesuatu yang bisa melayang di udara. Bentuk dan model layangan tergantung dari hasil kreasi dari sang pembuatnya.

Kaghati di kabupaten Muna pada mulanya digunakan sebagai pengisi waktu. Kegiatan menerbangkan kaghati, umumnya dilakukan oleh para penjaga Kebun Ubi Kayu. Kaghati mulai dinaikkan sore hari (sekitar jam 17.00 waktu setempat) dan ditarik kembali pada saat pagi keesokan harinya. Semalam suntuk  kaghati tetap mengudara jika kebutuhan angin terpenuhi bagi kaghati. Tetapi kalau kebutuhan angin tidak memadai, tidak jarang kaghati turun perlahan-lahan dan akhirnya tersangkut di pohon-pohon tinggi atau bahkan tidak jarang pula sampai mendarat di tanah.

Oleh karena jam terbang kaghati kebanyakan pada malam hari, maka untuk mengetahui posisi kaghati pada malam hari yang gelap gulita, apakah masih berada pada area kuat angin yang memadai atau tidak lagi, dipasanglah sebuah alat bunyi-bunyian. Alat ini dibuat dari seraut "towulambe dan seutas pbale". Bentuknya mirip busur anak panah. Ketika Kaghati berada pada daerah angin yang memadai, seutas pbale ini akan bergetar menghasilkan bunyi unik. Alat bunyi ini disebut "Kamuu"(bhs Muna). Bunyi inilah yang didengar oleh sang pemegang tali kaghati yang berada di darat, sehingga kaghati miliknya bisa diketahui apakah masih cukup angin atau tidak lagi. Alat bunyi-buyian ini sampai sekarang tetap memiliki bentuk busur panah, tetapi pbale yang digunakan sejak turun temurun sudah diganti dengan sepotong pita kaset recorder.

Sekarang ini kegiatan menerbangkan kaghati mulai menjadi perhatian pemerintah Kabupaten Muna dalam rangka memperkenalkan kebudayaan Muna di seluruh dunia. Dalam keseriusannya, kabupaten Muna telah beberapa kali menyelenggarakan festival layang-layang yang diikuti oleh puluhan negara. Pusat penyelenggaraan kegiatan menerbangkan kaghati berada di sekitar Gedung Sarana Olah Raga (Gedung SOR) Laode Pandu Raha, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Gedung ini berada di dekat pantai, sangat memungkinkan bagi kaghati mengudara dengan mudah, karena kebutuhan angin untuk menerbangkan kaghati sangat memadai.***

0 komentar:

Post a Comment

Terbitan Yayasan Mustika Pertiwi Wite Barakati