5:24 PM
1

Lia Metanduno, berupa sebuah gua peninggalan zaman dahulu. Liang (gua) ini sejak tahun 1975-an ditemukan oleh masyarakat setempat. Dalam Liang ini terdapat kantinu (cerukan batu) yg terbentuk secara alami oleh peristiwa tetesan air dari atap gua. Air tetesan tertampung dalam kantinu, dan air itulah yang dijadikan sebagai sumber air bagi masyarakat sekitar gua.
 Pada tahun 1982 oleh bapak Drs. Sumanto Kosasi, dkk melakukan penelitian di gua Lia Metanduno.

Kompleks wisata ini terletak di Desa Liangkabori, Kecamatan Lohia Kabupaten Muna, Propinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Dalam areal taman wisata ini terdapat tiga buah gua. Gua pertama (gua pertama kali diketemukan pengunjung) adalah Lia Metanduno, gua kedua (belum diperoleh informasi tentang nama gua ini), dan yang ketiga letaknya cukup jauh dengan kedua gua pertama dan kedua ini.

Gua pertama memiliki gambar-gambar bermotif hewan. Pada kenyataannya di langit-langit gua pertama (Lia Metanduno) terdapat gambar Sapi, jonga (rusa) dan jenis binatang lain. Gambar-gambar tersebut dibuat menggunakan tanah liat dan getah pohon, menyebabkan gambar-gambar tersebut awet dan masih bertahan lama sampai sekarang. Gambar-gambar tersebut diterjemahkan oleh masyarakat zaman sekarang sebagai kehidupan pada zaman itu sangat tergantung pada kegiatan berburu sapi, jonga (rusa) dan hewan lain.

Gua kedua, di dalamnya terdapat liang (terowongan) kecil berliku-liku. Liang kecil dalam gua kedua ini merupakan jalanan menuju sumber air dalam tanah di bawah gua. Artinya muara terowongan berliku tersebut bermuara pada mata air bawah tanah. Air inilah yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari pada saat itu. Mata air bawah tanah ini masih ada hingga sekarang, tetapi sudah tidak dapat digunakan lagi, karena volumenya sudah semakin sedikit dan tidak terawat lagi.

Gua ketiga, konon menyimpan sejumlah tulisan hasil guratan tangan dari sejumlah tulisan dalam berbagai bahasa bangsa di dunia, antara lain Bahasa Belanda, bahasa Jepang, Bahasa Cina dan masih banyak lagi. Pada akhir deretan semua tulisan tersebut, ada tulisan huruf Arab. Tulisan Arab ini jarang dilihat, kecuali melalui ritual khusus. Oleh karena memuat banyak tulisan, maka bagi sejumlah kalangan, gua ketiga ini disebut "Gua Bertulis" dalam bahasa Muna "Lia Ngkobori". Secara semantik Muna, sebutan ini masih kurang tepat dengan maksud bahasa Indonesia, karena yang seharusnya disebut Lia Ngko-Kabori (Indonesia = Gua yang didalamnya terdapat tulisan). Mungkin atas dasar perkataan "Lia Ngko-Kabori ini", maka masyarakat menyebutnya Lia Ngkabori, yang justru lari jauh dari makna sesungguhnya.
Terlepas dari persoalan "Lia Ngkabori, Lia Ngkobori, ataupun Lia Ngko-kabori", melalui tulisan ini kami informasikan bahwa dalam tulisan ini belum dapat dibeberkan fakta dari Gua ketiga ini secara panjang lebar, karena tim dari Yayasan Mustika Pertiwi Wite Barakati dalam penjelajahan tanggal 10 November 2013 lalu tidak berhasil mencapai lokasi Lia Ngkobori. Walaupun demikian, tim ini akan melakukan penjelajahan kembali untuk mempublikasikannnya melalui blog ini.

Akhir-akhir ini, diketahui ternyata bukan cuma sekumpulan gua yang terdapat dalam kawasan wisata ini tetapi juga terdapat makam para "sugi". Menurut pemandu wisata, di wilayah ini terdapat kuburan makam 5 orang sugi pada tempat dan lokasi berbeda. Kelima sugi yang dimakamkan di sini, menurut Laode Samada, dan Lahada adalah Sugi Patani, Sugi Laende, Sugi Manuru, Sugi Ambona, dan yang satunya kebetulan kabur dari ingatan kami. Kelanjutan ceritanya, akan kami paparkan satu persatu pada halaman postingan kami selanjutnya.

1 komentar:

  1. Sands Casino Review
    The Sands Casino was established in 2000. septcasino It is a fully regulated gambling casino and 1xbet korean is open 바카라 사이트 24 hours a day, 7 days a week. No live tables and no mobile casino games.

    ReplyDelete

Terbitan Yayasan Mustika Pertiwi Wite Barakati