Kemudian benang-benang ini ditenun hingga akhirnya menjadi kain, lalu kain itu dibuat menjadi beberapa model pakaian, seperti sarung yang disebut "Pbeta" dengan corak tersendiri. Bahkan lebih dari itu kain hasil tenunan ini bisa juga dibuat menjadi Baju.
Dalam gambar di atas ini adalah proses awal menenun, dikenal dengan sebutan "de-soro". Helai-helai benang ditata sedemikian rupa, sehingga membentuk sebuah jejeran helai benang. Melalui proses ka-soro ini juga dimaksudkan untuk mempersiapkan corak kain yang akan dihasilkan.
Alat Tenun tradisional Muna terdiri dari beberapa alat kecil yang tersusun menjadi sebuah system layaknya sebagai mesin tenun, tetapi masih memerlukan tenaga manusia. Komponen-komponen alat tenun tradisional Muna, dapat kami sebutkan satu-persatu, sebagai berikut :
1.
|
Tetera
|
7.
|
Kandole
|
2.
|
Dhangka
|
8.
|
Kaee
|
3.
|
Pbalida
|
9.
|
Kadhu
|
4.
|
Ati
|
10.
|
Katai
|
5.
|
Gisi
|
11.
|
Kadanda
|
6.
|
Parambipbita
|
12.
|
Tada
|
Kegunaan dari masing-masing komponen, masih belum kami dapat informasi. Tetapi sebagai langkah awal pengembangan pengetahuan tentang Alat Tenun Tradisional, maka uraian ini tetap kami posting sambil menunggu data-data yang lebih lengkap, dan dapat kami akan turunkan pada postingan selanjutnya dalam topik yang sama.
0 komentar:
Post a Comment